PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nemathelminthes umumnya cacing yg hidupnya
parasit dan merugikan manusia. Pada umumnya merugikan, sebab parasit pada
manusia maupun hewan, dan sampai sekarangpun
belum ada satu pakar yang menemukan sisi positif yang ditimbulkan oleh cacing
Nemathelminthes ini.
Nemathelminthes (cacing giling) merupakan jenis cacing
yang hidupnya menyerap sari-sari makanan dari inangnya jadi cacing ii sangatlah
berbahaya karena merupakan parasit.
Sering disebut cacing perut atau cacing
usus atau cacing gelang. Parasit pada usus halus manusia, hewan yang memiliki
tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tidak ada
sistem peredaran darah. Contoh cacing gilik.
Tubuhnya terdiri atas 3 lapisan
(triploblastik), yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm),
dan lapisan dalam (endoderm). Pada lapisan luar tubuhnya dilapisi oleh lapisan
lilin atau kutikula. Rongga yang terdapat pada tubuhnya merupakan rongga
semu atau tidak sejati (pseudoselomata). Cacing ini memiliki simetri tubuh
bilateral. Cacing ini bersifat dioesius, yaitu cacing jantan dan cacing
betina. Nemathelminthes memiliki sistem pencernaan yang sempurna, saluran
pencernaan memanjang dari mulut sampai ke anus dan cacing ini belum memiliki
sistem peredaran darah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami
angkat dalam penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1. Apa itu Nemathelminthes?
2. Bagaimanakah cirri-ciri
nemthelminthes itu?
3. Bagaimankah Struktur
tubuh nemthelminthes?
4. Bagaimanakah system
Perkembang biakan Nemathelminthes?
5. Bagaimankah Klasifikasi
Nemathelminthes!
6. Jelaskan Fisiology dari
pembagian nemathelminthes!
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang akan kami
angkat dalam penulisan makalah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Apa itu
Nemathelminthes!
2. Untuk memahami
ciri-ciri nemthelminthes itu!
3. Untuk mengetahui
Bagaimankah Struktur tubuh nemthelminthes!
4. Untuk mengetahui
Bagaimanakah system Perkembang biakan Nemathelminthes!
5. Untuk mengetahui
Klasifikasi Nemathelminthes!
6. Untuk memahami Fisiology
dari pembagian nemathelminthes!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Nemathelminthes
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema= benang, helminthes=
cacing) disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang
atau seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan
rongga tubuh sejati.
Cacing dewasa memiliki
pseudocoelom (tabung dalam tabung), sebuah ruang tertutup yang berisi cairan
berfungsi sebagai rangka hidrostatik, membantu dalam peredaran dan penyebaran
sari makanan. Oleh karena memiliki rongga tubuh semu, Nemathelminthes disebut
sebagai hewan Pseudoselomata.
Filum Nemathelminthes terdiri dari bebrapa ratus ribu spesies,
kebanyakan hidup bebas meskipun beberapa ada yang parasit. Nematoda kurang
dalam sistem peredaran darah namun memiliki sistem pencernaan yang berkembang
dengan baik.
B. Ciri-ciri
Nemathelminthes
Ciri-ciri cacing Nemathelminthes antara
lain:
1. Bilateral simetris,
memiliki tiga lapisan sel dengan coelom (pseudocoelom), tubuhnya bulat
memanjang, tidak memiliki appendage atau proboscis.
2. Tubuh ditutupi oleh
kutikula dan tidak bersilia.
3. Alat pencernaan komplit
dan permanen berupa saluran lurus dengan mulut di bagian anterior dan anus di
daerah posterior.
4. Dinding tubuh memiliki
serabut otot longitudinal.
5. Tidak memiliki rangka, sistem
respirasi, dan sistem peredaran darah 6. Sistem ekskresi sederhana berupa sel
Renette atau sistem H dengan lubang ekskresi yang terletak di bawah mulut. Respirasi secara difusi di seluruh
permukaan tubuh.
6. Cincin saraf yang
mengelilingi esophagus merupakan pusat sistem saraf, yang dihubungkan oleh 6
tali saraf longitudinal ke arah anterior dan posterior. 8. Alat reproduksi
jantan dan betina terpisah (berumah dua), jantan lebih kecil dibandingkan
dengan betina, fertilisasi internal, telur memiliki pembungkus kitin, “larva”
mengalami beberapa kali pergantian kulit (molt), tidak mengalami reproduksi
aseksual.
7. Hidup
di perairan tawar, parairan latu, di tanah, dan sebagai
parasit di tubuh.
Nemathelminthes memiliki rongga tubuh yang terbentuk ketika ektodermis
membentuk mesodermis, tetapi belum memiliki mesenterium untuk menggantungkan
visceral serta tidak memiliki lapisan otot yang mengelilingi saluran pencernaan
(usus). Hewan berongga seperti itu sekarang dimasukkan ke dalam Aschelminthes.
Akan tetapi nama Nemathelminthes lebih sering digunakan karena hanya satu
kelompok besar yaitu Nematoda yang dianggap sukses mewakili Pseudocoelomata.
C. Struktur Tubuh Nemathelminthes
Nemathelminthes umumnya berukuran
mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai 1 meter. Individu betina
berukuran lebih besar daripada individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang
atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.
Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk
melindungi diri. Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di
inang daripada yang hidup bebas. Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari
enzim pencernaan inang.
Nemathelminthes memiliki sistem pencenaan yang lengkap terdiri
dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior,
sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki
kait pada mulutnya.Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan
diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada
Dikatakan Pseudoselom karena Nemathelminthes tidak memiliki
sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh.
Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda.
Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan,
dan tumbuhan. Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah
organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan
darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di
dasar perairan tawar atau laut. Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.
D. Perkembang Biakan
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara
seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan
betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara
internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat
bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
Alat kelamin terpisah, cacing betina lebih
besar dari cacing jantan dan yang jantan mempunyai ujung berkait. Gonad
berhubungan dengan saluran alat kelamin, dan telur dilapisi oleh kulit yang
terbuat dari kitin. Hewan ini tidak berkembangbiak secara aseksual.
E. Klasifikasi
Nemathelminthes dibagi
menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora. Pada uraian berikut akan
dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia.
1. Ascaris lumbricoides
(cacing perut)
Ascaris adalah salah satu contoh cacing gilig parasit, tidak
punya segmentasi tubuh dan memiliki dinding luar yang halus, bergerak dengan
gerakan seperti cambuk. Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga
sering kali disebut cacing perut.
Ascaris lumbricoides
merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin berbeda, bukan
hemafrodit. Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara seksual. Ascaris
lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait yang menyembul dari
anus disebut spikula. Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing
bretina dan memindahkan sperma saat kawin.
Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau
cacingan, umumnya pada anak-anak. Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi
makanan atau minuman yang tercemar telur ascaris. Cacing dewasa menghasilkan
telur-telur yang akan matang di tanah, saat telur in tertelan orang, larvanya
akan melubangi dinding usus, bergerak ke hati, jantung dan/atau paru-paru.
Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah sepuluh
hari bermigrasi lewat saluran udara ke kerongkongan tempat dimana mereka akan
tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa kawin dan betinanya menimbun
telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam feses ini
harus mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.
2. Ancylostoma duodenale
(cacing tambang)
Cacing ini dinamakan
cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah tropis.Cacing tambang
dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus
halus manusia.Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing
perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk
kapsul mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait
kitin berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya.Pada ujung posterior cacing
tambang jantan terdapat bursa kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan
memegang cacing betina saat kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin
luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.
3. Oxyuris vermicularis
(cacing kremi)
Cacing ini disebut cacing
kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup
di dalam usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang
berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak memerlukan
perantara. Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang
terkontaminasi telur cacing ini.Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara
autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita sendiri.Cacing ini bertelur pada anus
penderita dan menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada
bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan
terjadi kembali
4. Wuchereria bancrofti
(cacing rambut)
Wuchereria bancrofti atau
disebut juga Cacing Filaria adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam filum Nemathelminthes. Bentuk cacing ini gilig
memanjang, seperti benang maka disebut filarial. Cacing
filaria penyebab penyakit kaki gajah berasal
dari genus wuchereria dan brugia. Di
Indonesia cacing yang dikenal sebagai penyebab penyakit tersebut adalah wuchereria
bancrofti, brugia malayi, dan brugia
timori.
Cacing rambut dinamakan
pula cacing filaria.Tempat hidupnya di dalam pembuluh limfa.Cacing ini
menyebabkan penyakit kaki gajah (elefantiasis), yaitu pembengkakan
tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang
tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing filaria masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.
Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang
disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
bermula dari inflamasi saluran limfe akibat dilalui cacing filaria dewasa
(makrofilaria). Cacing dewasa yang tak tahu diri ini melalui saluran limfe
aferen atau sinus-sinus limfe sehingga menyebabkan dilatasi limfe pada
tempat-tempat yang dilaluinya. Dilatasi ini mengakibatkan banyaknya cairan
plasma yang terisi dari pembuluh darah yang menyebabkan penebalan pembuluh
darah di sekitarnya.
Akibat kerusakan pembuluh, akan terjadi infiltrasi sel-sel
plasma, esosinofil, serta makrofag di dalam dan sekitar pembuluh darah yang
terinfeksi. Nah, infiltrasi inilah yang menyebabkan terjadi proliferasi jaringan
ikat dan menyebabkan pembuluh limfe di sekelilingnya menjadi berkelok-kelok
serta menyebabkan rusaknya katup-katup di sepanjang pembuluh limfe tersebut.
Akibatnya, limfedema dan perubahan statis-kronis dengan edema pada kulit di
atas pembuluh tersebut menjadi tak terhindarkan lagi.
5. Trichinella spiralis
Cacing
ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan
otot. Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak
dimasak dengan baik.Cacing betina dewasa melubangi dinding usus halus,
keturunan yang hidup terbawa oleh aliran darah menuju otot rangka kemudian
menjadi kista.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar